Kamis, 24 September 2015

kenal tidak kalian dengan seseorang yanng bernama adi sumarmo?
Adi Sumarmo atau bisa disebut dengan Adi Sumarmo Wiryokusumo merupakan salah seorang pahlawan Nasional beliau lahir di Blora Jawa tengah 31 Maret 1921 dan meninggal di Bantul Yogyakarta, 29 Juli 1947 pada umur 26 tahun).Bersama Adisoetjipto, Abdoelrahman saleh, Husein Sastranegara, dan Iswahjoedi. Adi Sumarmo dikenal sebagai perintis TNI AU Indonesia
Adi Soemarmo adalah pendiri sekolah Radio Telegrafis Udara yang pertama kali di lingkungan Angkatan Udara dan merupakan embrio dari Sekolah Radio Udara di kemudian hari. Peran radio AURI sangat besar karena mampu membuka mata dunia terhadap perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Namun kariernya di Angkatan Udara begitu singkat, Adi Soemarmo mendapat perintah menjadi Radio ­Operator pesawat VT-CLA yang terbang ke India dalam upaya mengambil bantuan obat-obatan yang diberikan oleh Palang Merah Malaya dan India
Pada 29 juli 1947, pesawat udara Dakota VT-CLA pulang menuju Maguwo, Yogyakarta. Pesawat udara Dakota dikemudikan oleh Pilot Alexander Noel Constantine (Australia) dan Co-pilot Roy L.C. Hazlehurst bersama Komodor, serta Juru Teknik Bhida Ram berkebangsaan India. Dalam pesawat udara Dakota terdapat penumpang lain yaitu Beryl Constantine (Inggris) istri Alexander Noel, Zainul Arif, Abdul Gani Handonotjokro, serta tiga tokoh AURI, yaitu Komando muda udara Adu sutjibto, komando muda udara abdulrachman saleh, Opsir Muda Udara I Adi Soemarmo. Pesawat udara Dakota VT-CLA saat itu dalam perjalanan pulang dari Si­ngapura menuju Yogyakarta, yang sedang membawa bantuan obat-obatan, ditembak jatuh pesawat udara P-40 Kitty Hawk Belanda yang berasal dari pangkalan Kalibanteng, Semarang, yang dipiloti oleh Letnan Satu B.J. Reusink dan Sersan Mayor W.E. Erkelens.
Pesawat jatuh di dusun Ngoto, Ds. bangunharjo, Sewon Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Awak pesawat dan beberapa penumpang gugur dalam peristiwa yang menyedihkan itu, termasuk tiga orang perintis AURI, yaitu Adi Soemarmo, Adisucipto dan Abdulrachman Saleh. Satu-satunya penumpang yang selamat adalah Abdul Gani Handonotjokro. Untuk mengenang kejadian tanggal 29 Juli 1947 tersebut, sejak tahun 1955 dijadikanlah hari itu sebagai Hari Berkabung AURI. Opsir Muda Udara I Adi Soemarmo dimakamkan di pemakaman Semaki, yang kemudian berubah menjadi Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara Semaki. Pada 9 November 1974, Pemerintah Indonesia menetapkan Adi Soemarmo sebagai pahlawan nasionalberdasar Keputusan Presiden No. 071/TK/1074. Namanya kemudian diabadikan Bandar Udara Panasan, Surakarta, menjadi Bandara udara Internasional Adi Sumarmo.
bandara ini dulu bernama pangkalan udara (lanut) panasan, karena terletak di kawasan panasan. kemudian namanya diubah menjadi Pangkaln Udara Adisumarmo mengikuti nama Adi Sumarmo (adik dari Agustinus Adisucipto) Bandara ini dulu bernama Pangkalan Udara (Lanud) Panasan yang dibangun pertama kali pada tahun 1940 oleh pemerintah Belanda sebagai lapangan terbang darurat.
Ketika bala tentara Jepang masuk ke Indonesia bandara tersebut sempat dihancurkan oleh Belanda namun dibangun lagi oleh pemerintah Jepang sejak pada tahun 1942 sebagai basis militer penerbangan angkatan laut (Kaigun Bokusha).
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia penyelenggaraan bandara dilaksanakan oleh “Penerbangan Surakarta” yang diresmikan pada tanggal 6 Februari 1946.
Pada tanggal 1 Mei 1946, Penerbangan Surakarta sejak berubah menjadi “Pangkalan Udara Panasan” yang hanya diperuntukkan penerbangan militer.
Pangkalan udara tersebut pertama kali digunakan secara resmi untuk penerbangan komersial pada tanggal 23 April 1974 yang dilayani oleh Garuda INdonesia dengan rute Jakarta Soekarno-Hatta-Solo & Solo-Jakarta Soekarno Hatta dengan frekuensi 3-kali seminggu.
Pada tanggal 25 Juli 1977, “Pangkalan Udara Panasan” berubah nama menjadi “Pangkalan Udara Utama Adi Sumarmo” yang mengikuti nama Adi Sumarmo (adik dari Agustinus Adisucipto).
Pada tanggal 31 Maret 1989, Bandara ini ditetapkan menjadi Bandara Internasional dengan melayani penerbangan rute Solo-Kuala Lumpur & Solo-Singapore-Changi.
Pada tanggal 1 Januari 1992, Bandara Adi Sumarmo dikelola oleh perusahaan umum angkasa pura 1 yang pada tanggal 1 Januari 1993 berubah status menjadi Persero Terbatas Angkasa Pura 1 sampai dengan sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar